Total Tayangan Halaman

Sabtu, 14 Desember 2013

Hipertensi Dalam Kehamilan

       I.            AMNIOTOMI
Pengertian Amniotomi
Amniotomi merupakan suatu tindakan untuk memecahkan ketuban pada saat pembukaan sudah lengkap. Amniotomi dilakukan dengan cara memecahkan ketuban baik di bagian bawah depan  (fore water) maupun dibagian belakang (hind water) dengan suatu alat khusus (drewsmith catheter). Sampai sekarang belum diketahui dengan pasti bagaimana pengaruh amniotomi dalam merangsang timbulnya kontraksi rahim.

Istilah untuk menjelaskan penemuan cairan ketuban/selaput ketuban
 Ada beberapa istilah dalam nomenklatur kebidanan yang harus diketahui oleh petugas kesehatan yang berhubungan dengan cairan selaput ketuban, yaitu:
- Utuh (U), membran masih utuh, memberikan sedikit perlindungan kepada bayi uterus, tetapi tidak memberikan informasi tentang kondisi
- Jernih (J),membran pecah dan tidak ada anoksia
-   Mekonium (M),cairan ketuban bercampur mekonium, menunjukkan adanya anoksia/anoksia kronis pada bayi
-   Darah (D),cairan ketuban bercampur dengan darah, bisa menunjukkan pecahnya pembuluh darah plasenta, trauma pada serviks atau trauma bayi
-   Kering (K),kantung ketuban bisa menunjukkan bahwa selaput ketuban sudah lama pecah atau postmaturitas janin.
Beberapa teori mengemukakan bahwa :
a.    Amniotomi dapat mengurangi beban rahim sebesar 40% sehingga tenaga kontraksi rahim dapat lebih kuat untuk membuka servik.
b.    Amniotomi menyebabkan berkurangnya aliran darah didalam rahim kira –  kira 40 detik setelah amniotomi dikerjakan, sehingga berkurangnnya oksigenesi otot – otot rahim dan keadaan ini meningkatkan kepekaan otot rahim
c.     Amniotomi menyebabkan kepala dapat langsung menekan dinding serviks dimana didalamnya terdapat banyak syaraf – syaraf  yang merangsang kontraksi rahim
d.   Bila setelah amniotomi dikerjakan 6 jam kemudian, belum ada tanda – tanda permulaan persalinan, maka harus diikuti dengan cara – cara lain untuk merangsang persalinan, misalnya dengan infus oksitosin
e.        Pada amniotomi perlu diingat akan terjadinya penyulit – penyulit sebagai berikut :
·         Infeksi
·         Prolapsus
·         Gawat janin
·         Tanda – tanda solusio palsenta ( bila ketuban sangat banyak dan dikeluarkan secara tepat )

Jenis- Jenis Amniotomi
Ada 2 jenis amniotomi, yaitu :
a)              Amniotomi untuk augmentasi. Ini sering dilakukan apabila persalinan spontan yang berlangsung terlalu lambat. Berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dari uji coba klinis pada persalinan spontan dan dari induksi persalinan, besar kemungkinan bahwa amniotomi akan meningkatkan kemajuan persalinan yang disfungsional.

b)             Amniotomi untuk induksi. Dilakukan untuk menstimulasi mulainya proses persalinan. Bisa berupa amniotomi saja atau dikombinasikan dengan induksi yang lain seperti oksitosin

Indikasi Amniotomi
- Amniotomi dilakukan jika ketuban belum pecah dan serviks telah membuka sepenuhnya. Perlu diperhatikan indikasi amniotomi pada plasenta previa
- Plasenta previa lateralis/marginalis/letak rendah, bila tidak ada pembukaan.
- Pada primigravida dengan plasenta previa lateralis/marginalis dengan pembukaan > 4 cm
- Plasenta previa lateralis/marginalis dengan janin yang sudah meninggal.

Persiapan Alat
a.      Persiapan ibu dan keluarga
b.      Memastikan kebersihan ibu, sesuai prinsip pencegahan infeksi (PI)
c.       Perawatan sayang ibu
d.      Pengosongan kandung kemih per 2 jam
e.       Pemberian dorongan psikologis
f.       Persiapan penolong persalinan
g.      Perlengkapan pakaian
h.      Mencuci tangan (sekitar 15 detik)
i.        Persiapan peralatan
j.        Ruangan
k.      Penerangan
l.        Tempat tidur
m.    Handscoon
n.      Klem setengah kocher
o.      Bengkok 
p.      Larutan klorin 0.5%
q.      Bak instrumen

Tehnik Amniotomi


Berikut cara-cara melakukan amniotomi yaitu :
1.    Bahas tindakan dan prosedur bersama keluarga
2.    Dengar DJJ dan catat pada Partograf 
3.    Bidan cuci tangan
4.    Gunakan handscoon DTT
5.    Diantara kontraksi, lakukan Pemeriksaan Dalam (PD), Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan di masukkan kedalam jalan lahir sampai sedalam kanalis servikalis, sentuh ketuban yang menonjol, pastikan kepala telah engaged dan tidak teraba adanya tali pusat atau bagian-bagian kecil lainnya (bila tali pusat dan bagian-bagian yang kecil dari bayi teraba, jangan pecahkan selaput ketuban dan rujuk segera)
6.    Pegang 1/2 klem kocher/kelly memakai tangan yang lain, dan memasukkan kedalam vagina dengan perlindungan 2 jari tangan kanan yang mengenakan sarung tangan hingga menyentuh selaput ketuban dengan hati-hati. Setelah kedua jari berada dalam kanalis servikalis, maka posisi jari diubah sedemikian rupa,sehingga telapak tangan menghadap kearah atas.
7.         Saat kekuatan his sedang berkurang tangan kiri kemudian memasukan pengait khusus kedalam jalan lahir dengan tuntunan kedua jari yang telah ada didalam.Tangan yang diluar kemudian memanipulasi pengait khusus tersebut untuk dapat menusuk dan merobek selaput ketuban 1-2 cm hingga pecah (dengan menggunakan separuh klem Kocher (ujung bergigi tajam, steril, dimasukkan ke kanalis servikalis dengan perlindungan jari tangan)
8.         Biarkan cairan ketuban membasahi jari tangan yang digunakan untuk pemeriksaan
9.         Tarik keluar dengan tangan kiri 1/2 klem kocher/kelly dan rendam dalamlarutan klorin 0,5%. Tetap pertahankan jari-jari tangan kanan anda di dalam vagina untuk merasakan turunnya kepala janin dan memastikan tetap tidak teraba adanya tali pusat, setelah yakin bahwa kepala turun dan tidak teraba tali pusat, keluarkan jari tangan kanan dari vagina secara perlahan. 
10.     Evaluasi warna cairan ketuban, periksa apakah ada mekonium atau darah keluarnya mekonium atau air ketuban yang bercampur mekonium pervaginam pada presentasi kepala merupakan gejala gawat janin (fetal distress). Diduga ini sebagai hasil relaksasi spingter real dan peristaltik yang bertambah sebagai akibat anoxis. Faktor-faktor etiologisnya meliputi lilitan tali pusat,partus lama, toxemia gravidarum. Pada sebagian kasus tidak diketahui penyebabnya insidensi keluarnya mekonium adalah sekitar 5%. Kalau ini merupakan satu-satunya gejala maka kejadian lahir mati (stillbirth) adalah jarang, tetapi jumlah bayi yang memerlukan resusitasi lebih banyak dari pada insidensinya secara keseluruhan. Apabila terjadi pengeluaran mekonium maka DJJ harus diamati dengan ketat. Kalau ada perubahan yang berarti dalam irama dan frekuensinya maka mungkin diperlukan persalinan segera untuk menyelamatkan bayinya. Meskipun demikian pengeluaran mekonium sendiri bukan merupakan indikasi untuk penyelesaian persalinan secara operatif.
11.      Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% lalu lepaskan sarung tangan dalam kondisi terbalik dan biarkan terendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
12.      Cuci kedua tangan.
13.      Periksa kembali Denyut Jantung Janin (DJJ)
14.      Catat pada partograf waktu dilakukan pemecahan selaput ketuban, warna air ketuban dan DJJ.

Keuntungan Amniotomi
Ada beberapa keuntungan dari amniotomi, yaitu :
1.    Memungkinkan pengamatan atas cairan amniotik terutama ada atau tidaknya mekonium, dimana pemantauan DJJ secara terus menerus di indikasikan
2.    Maka elektroda dapat diletakkaan langsung ke atas kulit kepala janin, yang memungkinkan pelacakan yang lebih baik dari pada yang diperoleh dengan menempatkan elektroda diatas abdomen ibu
3.    Kateter perekam bisa ditempatkan di dalam uterus dan dapat mengukur tekanan intrauterin secara langsung dan akurat
4.     Lamanya persalinan bisa diperpendek
5.     Bukti-bukti yang ditemukan akhir ini menunjukkan bahwa amniotomi dan stimulasi saluran genital bawah menyebabkan peningkatan dalam prostaglandin, dan hal ini selanjutnya menyempurnakan kontraksi uterus
6.     Bagian terbawah janin yang berguna sebagai tampon akan menekan plasenta yang berdarah dan perdarahan akan berkurang/berhentif.
7.     Partus berlangsung lebih cepat
8.     Bagian plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti cincin gerakan dan regangan SBR sehingga tidak ada lagi plasenta yang lepas

Kerugian dari tindakan amniotomi :
a)    Tekanan diferensial yang meningkat disekitar kepala janin bisa menimbulkan cacatnya tulang kepala janin
b)   Berkurangnya jumlah cairan amniotik bisa menambah kompresi tali pusat
c)    Amniotomi dini bisa mempercepat pembukaan cerviks, namun bisa pula menyebabkan berkurangnya aliran darah ke plasenta. Jadi keuntungan dalam bentuk persalinan yang lebih pendek bisa terelakkan oleh efek merugikan yang
     potensial bisa terjadi pada janin, seperti misalnya penurunan angka pH darah.beberapa penolong telah mencatat adanya perubahan dalam pola DJJ setelah dilakukannya amniotomi